Waspada Tindakan Phishing yang Mengincar Uang di Rekening

Waspada selalu untuk setiap aktivitas online kita itu penting. Sebab seiring dengan meningkatnya aktivitas online, potensi kejahatan siber juga naik.

Setelah melewati masa pandemi, semua hal bertransformasi dan dapat dilakukan secara online, mulai dari bekerja, belajar hingga belanja. Bisa dibilang, semuanya bisa dibeli secara online, mulai dari kebutuhan hidup hingga gaya hidup.

Namun, kita juga tidak boleh meremehkan keamanan digital. Di dunia maya ada banyak kejahatan yang bisa mengintai kita apabila tidak jeli dan sembrono.

Sebagai gambaran umum penipuan online, kamu pasti pernah mendengar berita tentang korban kehilangan uang setelah menerima telepon atau email dari orang yang menyamar menjadi pihak perbankan / dompet digital (seperti Go-Jek/Ovo) dan lain sebagainya.

Lalu, penipu yang menyamar tersebut, misal dari pihak dompet digital, mengelabui korbannya dengan modus korban menang hadiah tanpa diundi senilai jutaan rupiah, langsung di transfer saat ini juga dengan syarat segera melengkapi data-data yang diminta seperti nomor rekening hingga kode OTP (one-time password).

Alhasil, apabila korban tidak jeli pastinya akan segera memberikan data-data pribadi yang diminta oleh penipu. Selanjutnya, penipu pun langsung melakukan aksinya, mengambil alih akun rekening perbankan korban dan menguras uang di rekening korban dengan sangat cepat. Hal seperti ini dikenal dengan penipuan online yang bernama Phishing.

Ada banyak penipuan, seperti contoh diatas, tentu kita sebagai orang yang aktif dengan kegiatan online dan transaksi online perlu memiliki pengetahuan tentang modus penipuan online yang sering terjadi dan bagaimana cara menghindarinya.

Agar kita tidak menjadi calon korban penipuan phishing, mari kita pelajari lebih lanjut apa itu phishing dan tips supaya kita tidak tertipu. Simak ulasannya berikut ini.

Bingung cari pinjaman yang tepat? Cermati solusinya!

Bandingkan Pinjaman Kilat Terbaik Sekarang!  

Waspadai Penipuan Phishing

loader

Phishing adalah kejahatan yang dilakukan secara online atau di dunia maya dengan tujuan mengambil informasi/data sensitif seseorang. Misalnya, username, password, nomor dan CVV kartu kredit, hingga kode OTP.

Phishing atau pencurian data merupakan ancaman kejahatan yang sangat umum saat ini. Prosedurnya adalah dengan mencuri data penting milik orang lain.

Tapi, darimana pelaku mendapatkan data penting kita? Di zaman serba canggih ini, penipu memiliki berbagai cara, seperti membeli data-data pribadi dari pasar gelap, hingga menelisik data pribadi dari media sosial. Tentunya, apabila kita tidak waspada dan sembarangan, pengguna internet justru rawan dengan tindakan phishing karena koneksi internet itulah merupakan jembatan para penipu mendapatkan data pribadi.

Kamu harus tahu bahwa teknik phishing yang dilakukan oleh pencuri / peretas ini cenderung tak disadari oleh banyak korbannya. Jadi, tanpa korban sadari, pencurian dana berhasil tanpa kesadaran korban yang 'memberikannya' (data sensitif) secara sukarela.

Phishing memiliki ciri-ciri yang beragam, tapi biasanya ada beberapa tanda yang bisa membantu mengenali potensi serangan phishing:

  1. Tautan yang Tidak Sesuai: Biasanya menggunakan URL yang tidak cocok dengan situs sebenarnya, bisa menandakan situs palsu atau berbahaya.

  2. Ketidakadaan HTTPS: Situs yang aman menggunakan HTTPS untuk enkripsi data. Ketika situs yang meminta info sensitif tidak menggunakan HTTPS, bisa jadi tanda serangan phishing.

  3. Menciptakan Urgensi: Phishing cenderung menciptakan kebutuhan segera untuk merespons, sering kali dengan klaim masalah yang mendesak.

  4. Meminta Info Pribadi: Upaya untuk meminta kata sandi, nomor kartu kredit, atau info identitas adalah tanda umum dari phishing.

  5. Penggunaan Email Palsu: Mengirim email palsu yang meniru institusi terpercaya untuk meminta info sensitif.

  6. Panggilan atau Pesan yang Mencurigakan: Phishing juga bisa melibatkan panggilan telepon atau pesan yang mencurigakan, sering kali meminta info pribadi atau mengarahkan ke tautan berbahaya.

Tidak jarang beberapa kasus menunjukkan mekanisme pencurian data ini adalah dengan 'menggiring' korban lewat berbagai situs yang menyediakan informasi bersifat bombastis atau heboh, menyedihkan, serta berbau pornografi. Tapi, ketika dibuka, ternyata ini merupakan web yang berisi virus untuk sesegera menginfeksi alat komunikasi elektronik kamu dan mendapatkan data-data penting.

Baca Juga: Hindari Phishing, Begini Cara Buat Password yang Kuat dan Aman

Kenali 5 Modus Kejahatan Phishing 

loader

Ada berbagai trik untuk melakukan Phishing 

Untuk menghindari kejahatan phishing, kamu perlu ketahui beberapa modus jebakan phishing yang kerap kali terjadi.

  1. Modus Phishing Biasa Terjadi Melalui Telepon atau e-mail

    Pihak pengirim menyatakan diri sebagai pihak bank maupun pihak penerbit kartu kredit. Kamu diberitahukan bahwa akan diadakan update data perbankan atau terdapat masalah dengan rekening yang harus ditangani saat itu juga. Dengan begitu, mereka pasti memerlukan data-data kamu dengan dalih menyamakan data dengan data bank.

    Tips: Jika pernah melayani permintaan telepon seperti ini dengan menjawab pertanyaan mengenai data yang sebenarnya bersifat pribadi, tanpa sadar kamu telah memberikan data paling rahasia milikmu kepada orang lain.

    Perlu diketahui bahwa pihak bank tidak pernah melakukan permintaan data nasabah apalagi bila melalui telepon atau surat, baik itu surat konvensional maupun surat elektronik. Untuk menjaga kerahasiaan data nasabah, biasanya pihak bank lah yang mengundang nasabah untuk datang ke kantor dan menyelesaikan masalah.

    Hal ini juga berlaku untuk penelpon dari pihak lainnya yang menyamar akan memberikan hadiah atau minta update data diri. Jangan dilayani penipuan ini!

  2. Modus Phishing Biasa Terjadi Melalui Pengisian Survei Online

    Untuk beberapa kepentingan, memang survei itu hal yang wajar. Tapi, hal yang perlu diwaspadai adalah ketika diminta mengisi data pribadi dan sensitif, seperti data keuangan yang bisa dilakukan via internet, email, dan juga telepon. Lebih baik untuk segera menghindari dari pemberi survei dan tidak mengisi survei tersebut.

  3. Modus Phishing Biasa Terjadi Melalui Tawaran atau Promo Produk Murah

    Tidak bisa dipungkiri keberadaan internet sangat memudahkan kita dalam mendapatkan informasi. Begitu pula dengan pelaku penipuan. Dengan melalui transaksi online, kamu bisa jadi korban phishing karena membeli tawaran produk murah, bisnis online, hingga diskon besar-besaran yang cenderung tak masuk akal.

    Mungkin kamu berpikir harganya tidak seberapa, kalaupun ditipu pun uang yang dikeluarkan tidak seberapa. Tetapi beberapa waktu kemudian ada kemungkinan kamu mendapat tagihan atas pendaftaran atau pembelian produk yang mungkin mencapai ratusan dolar atau jutaan rupiah. Jangan pernah menginput data sensitif, seperti kartu kredit, di situs yang tidak bisa dipercaya.

  4. Modus Phishing Biasa Terjadi Melalui Transaksi Berupa Pembelian Software atau Aplikasi

    Hal ini pun bisa jadi jalan para pelaku phishing ini mendapatkan data pribadi. Sebisa mungkin batasi transaksi yang harus dilakukan lewat smartphone untuk meminimalisir kejadian phishing. Pastikan bahwa provider software tersebut merupakan perusahaan atau institusi yang memang terpercaya.

  5. Modus Phishing Biasa Terjadi Melalui Produk Murah Bayar dengan Gesek Kartu Kredit atau Debit

    Barang murah memang selalu menjadi hal yang menggiurkan bagi sebagian besar orang. Tak jarang mereka tidak memikirkan efek samping mengenai apa yang akan terjadi (risikonya).

    Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika kamu tidak melakukan pembayaran secara tunai namun diharuskan menggunakan kartu kredit atau kartu ATM yang kemudian digesekkan pada sebuah mesin gesek yang persis dengan yang dilihat di kasir supermarket ternama. Berhati-hatilah menggunakan cara seperti ini karena kamu tidak pernah tahu bila sebenarnya kamu secara sukarela telah memberikan data pribadi lewat mesin skimming yang mereka bawa.

Baca Juga: Hati-Hati Pencurian Data Pribadi! Begini Cara Lindungi Data kamu

Ketahui 5 Cara Menghindari Phishing

loader

Lakukan Pengamanan untuk Menghindari Phishing

Dengan mengetahui 5 modus yang sering dilakukan penipu phishing, kamu diharapkan lebih waspada dan tidak sembarangan menyebarkan atau membagikan data-data pribadi.

Senantiasa berhati-hatilah karena kejahatan berevolusi dalam berbagai bentuk dan yang kini paling marak terjadi adalah cyber-crime. Untuk melindungi kamu dari penipuan semacam ini, lakukan beberapa tindakan preventif seperti berikut ini.

  1. Buatlah PIN yang Sulit Diterka oleh Orang

    Jangan pernah menggunakan tanggal-tanggal tertentu, seperti tanggal lahir, untuk dijadikan sebagai PIN karena hal tersebut mudah sekali ditebak. Juga hindari penggunaan PIN yang terdiri dari nomor yang sama berturut-turut. Kombinasikan beberapa nomor untuk menjaga rekening aman dari kasus penipuan maupun phishing sehingga dana tabungan tetap aman dan kartu kredit tidak sembarangan digunakan oleh orang tak bertanggung jawab.

  2. Hindari Klik Link Sembarangan

    Hindari klik sembarangan link yang terkirim dari email, pesan singkat dari SMS/WhatsApp ataupun dari DM (direct message) media sosial. Ingat, ada banyak website abal-abal hingga akun sosial palsu yang beredar. Phishing umumnya menyerang ketidakjelian korbannya, seperti modus e-mail phishing yang mengatasnamakan bank atau perusahaan.

    Contoh nyata e-mail penipuan yang mengatasnamakan Cermati dengan alamat email palsu bisa diketahui dengan memperhatikan akhiran di alamat email, seperti promo@newsletter.cermat.co atau promo@newsletter.cermat.in dan lain sebagainya.

    Selalu lakukan dobel cek dan ricek dengan cara perhatikan alamat email dan website yang tertera pada email dan di dalam email tersebut.

    • Kenali website asli Cermati yaitu (www.cermati.com), akun Facebook resmi di (@Cermati) dan akun Instagram resmi (@cermati) yang telah terverifikasi (tanda centang biru pada Instagram).
      Alamat email dan website seperti cermati.co.sg, cermati.in atau applycermati.com dan lain sebagainya adalah tidak benar dan bukan dari pihak cermati.
    • Adapun segala bentuk penyampaian informasi promo, pengajuan produk keuangan, dan informasi lainnya dari cermati hanya dikirimkan via e-mail resmi (@cermati.com).
  3. Jaga Kerahasiaan OTP , CVV, dan PIN 

    Wajib kamu ketahui bahwa kode OTP yang masuk melalui SMS / email sifatnya rahasia, begitu pula kode CVV, PIN kartu kredit dan debit. Jangan pernah berikan data-data sensitif ini kepada siapapun, termasuk pihak-pihak yang mengatasnamakan diri sebagai Cermati.

  4. Jangan Mudah Tergiur.

    Apapun tawarannya, ingat jangan mudah tergiur. Misalnya, penawaran investasi, hadiah jutaan, promo barang murah, maupun diskon fantastis.

  5. Jangan Upload Foto Selfie dengan Identitas Diri.

    Penipuan online modus phishing itu canggih, kejahatan bisa terjadi apabila kamu sembrono dan meng-upload foto selfie dengan memegang identitas diri seperti KTP, SIM, NPWP di sosial media (Facebook, TikTok, Twitter, Instagram). Hindari juga memposting data diri di kolom komentar di media sosial atau website apapun.

Senantiasa Waspada Ketika online

Semoga dengan mengetahui modus penipuan dan langkah preventif di atas dapat menghindarkan kamu dari kejahatan phishing yang marak terjadi di sekitar kita. Ingatlah menjaga data-data sensitif adalah tanggung jawab kamu pribadi senuhnya, sadari hal ini.