Biaya Resepsi Pernikahan, Siapa yang Harus Menanggung?
Membicarakan uang memang sensitif, termasuk bagi pasangan yang mau menikah. Salah satunya mengenai biaya resepsi pernikahan.
Dalam kebiasaan masyarakat Indonesia, resepsi pernikahan umumnya diselenggarakan di rumah atau kediaman mempelai wanita. Pun dengan biayanya.
Keluarga dari pihak mempelai wanita yang menanggung biaya resepsi pernikahan. Sementara pihak pria hanya memberi uang seserahan saja.
Uang seserahan tersebut bisa digunakan pihak wanita untuk tambahan biaya pesta pernikahan. Sumbangan yang diterima dari para tamu, tentu saja menjadi hak keluarga pengantin wanita.
Kebiasaan ini sebetulnya berbeda-beda di setiap daerah. Tergantung adat istiadat atau budaya masing-masing.
Baca Juga: Tata Cara dan Biaya Nikah di KUA
Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Siapa yang Menanggung Biaya Resepsi Pernikahan?
Biaya resepsi pernikahan
Namun kalau dilihat dari kacamata prinsip mengatur keuangan, menggelar resepsi pernikahan membutuhkan biaya besar. Mulai dari puluhan juta rupiah, bahkan ada yang sampai miliaran rupiah.
Jika seandainya biaya tersebut ditanggung sepihak, tentu bisa memberatkan. Inilah pentingnya keterbukaan keuangan sejak awal. Apalagi bila kamu dan pasangan sepakat untuk tidak membebani orangtua dengan biaya pesta pernikahan.
Saat ini, semakin banyak pasangan yang memilih untuk berbagi tanggung jawab finansial dalam pernikahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan pembagian biaya yang lebih adil sesuai kemampuan masing-masing. Komunikasi terbuka antara pasangan dan keluarga menjadi kunci untuk menghindari konflik.
Karena pada akhirnya, biaya tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab kalian berdua. Kamu dan pasangan mesti menyiapkan biaya resepsi dalam kurun waktu tertentu, sesuai rencana pernikahan.
Baca Juga: Mantapkan 6 Hal Ini Sebelum Kamu dan Doi Menikah
Biaya Tambahan dan Faktor Penentu dalam Pernikahan
Pernikahan melibatkan berbagai elemen biaya yang dapat memengaruhi total anggaran. Berikut adalah elaborasi tentang biaya tambahan dan faktor yang perlu diperhatikan:
1. Dokumentasi dan Dekorasi
Dokumentasi dan dekorasi adalah elemen penting untuk mengabadikan momen dan menciptakan suasana yang indah selama acara pernikahan.
- Biaya Dokumentasi: Dokumentasi meliputi fotografi, videografi, hingga album khusus. Biaya untuk dokumentasi sederhana seperti siraman atau lamaran biasanya berkisar antara Rp5 juta hingga Rp12 juta. Namun, untuk akad nikah dan resepsi dengan konsep besar, biaya ini dapat meningkat menjadi Rp15 juta hingga Rp30 juta atau lebih tergantung pada kualitas fotografer, durasi acara, dan kebutuhan tambahan seperti drone atau efek sinematik.
- Dekorasi: Biaya dekorasi sangat bervariasi tergantung pada konsep acara. Dekorasi minimalis untuk acara di rumah dapat dimulai dari Rp5 juta, sedangkan dekorasi mewah untuk gedung dengan tema khusus seperti rustic atau royal wedding bisa mencapai Rp50 juta hingga Rp150 juta
2. Pilihan Lokasi
Lokasi pernikahan adalah salah satu komponen utama yang memengaruhi anggaran:
- Pernikahan di Gedung: Resepsi di gedung mewah, seperti ballroom hotel berbintang, memiliki biaya sewa mulai dari Rp25 juta hingga Rp100 juta, belum termasuk biaya katering atau tambahan lain seperti sound system dan pencahayaan. Jika termasuk dalam paket lengkap, biayanya bisa lebih dari Rp200 juta.
- Pernikahan di Rumah: Mengadakan acara di rumah jauh lebih hemat karena tidak ada biaya sewa. Namun, Anda mungkin memerlukan tenda, kursi tambahan, atau dekorasi khusus, yang dapat menambah biaya hingga Rp10 juta hingga Rp30 juta tergantung pada skala acara.
3. Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Biaya
Jumlah Tamu: Biaya katering biasanya dihitung per orang, dengan kisaran Rp50.000 hingga Rp200.000 per porsi, tergantung pada menu. Semakin banyak tamu, semakin besar biaya katering.
Musik dan Hiburan: Menghadirkan hiburan seperti live music atau MC profesional dapat menambah biaya sekitar Rp5 juta hingga Rp20 juta, tergantung pada kualitas dan durasi.
Cendera Mata (Souvenir): Souvenir untuk tamu biasanya dihitung per item, mulai dari Rp10.000 hingga Rp50.000 per unit, tergantung pada jenis barang.
Tips Mengumpulkan Biaya Resepsi Pernikahan
Biaya resepsi pernikahan
1. Susun Konsep Pernikahan
Langkah pertama adalah menyusun konsep pernikahan yang kamu dan pasangan inginkan. Konsep pesta pernikahan berpengaruh pada besar kecilnya biaya.
Untuk menekan biaya, sebaiknya buat konsep resepsi pernikahan yang sederhana. Misalnya tidak digelar di gedung, tetapi di rumah. Bisa menghemat bujet besar.
Cari vendor yang menawarkan harga murah, tetapi kualitas tidak murahan. Dalam hal ini, kamu dapat meminta rekomendasi dari teman, keluarga yang pernah menggunakan jasa vendor tersebut.
2. Lewatkan Sesi yang Kurang Penting
Bujet pernikahan bisa dihemat dengan melewatkan sesi yang kurang penting. Misalnya, sesi kembang api atau menyalakan petasan.
Sesi tersebut memang seru, tetapi bisa membuat pengeluaran pernikahan membengkak. Kamu harus ingat, pengeluaran setelah menikah yang utama.
Lebih baik berhemat dan uangnya ditabung saat berumahtangga nanti, ketimbang pesta fora di resepsi pernikahan.
3. Manfaatkan Jasa Katering Langganan
Bagi yang punya kenalan tukang katering, apa salahnya meminta bantuan mereka di acara pernikahanmu nanti. Sudah ketahuan rasa, kualitas, dan kerjanya. Jadi, tidak perlu diragukan lagi.
Ini berlaku bila kamu tidak membeli paket lengkap pesta pernikahan di satu vendor alias terpisah. Pilih menu makanan yang sesuai dengan bujet dan tamu undangan.
Tidak perlu mewah, tetapi juga jangan terlalu pelit. Sebab terkadang masalah menu makanan bisa jadi omongan banyak orang.
Baca Juga: Nikah Yuk! Ini 11 Rincian Biaya Nikah yang Perlu Disiapkan Milenial
4. Beli Sepaket
Kalau mau lebih hemat, beli paket pesta pernikahan di satu vendor. Artinya dekorasi, makeup, foto dan video, katering, organ tunggal, semua disediakan vendor tersebut. Biasanya harga yang dipasang lebih murah ketimbang ala carte.
5. Sama-sama Mengumpulkan Uang
Biaya hajatan pernikahan mahal. Oleh karena itu, coba cari sumber penghasilan lain, selain dari pekerjaan utama. Contohnya kamu dan pasangan mencari pekerjaan sampingan, seperti menjadi freelancer, bisnis online, reseller atau dropshipper, atau pekerjaan sampingan lainnya.
“Jual” keahlian atau keterampilan yang kamu miliki agar bisa menghasilkan pundi-pundi uang tambahan untuk biaya pernikahan. Gunakan waktu luangmu, seperti setelah pulang kantor maupun di hari weekend.
Solusi lain mempersiapkan biaya pernikahan adalah investasi. Namun investasi dilakukan antara kamu dan pasangan. Masing-masing sisihkan minimal 20% dari gaji setiap bulan untuk investasi.
Cari instrumen investasi yang dapat memenuhi target biaya pernikahanmu. Misalnya investasi emas. Selain bisa dijual bila sewaktu-waktu membutuhkan uang tunai, emas juga bisa kamu jadikan sebagai mas kawin atau mahar.
Tetapkan pula target biaya pesta nikah dan jangka waktunya, agar kamu dan pasangan dapat konsisten menyisihkan uang.
6. Gunakan Investasi Jangka Pendek
Jika waktu pernikahan masih cukup jauh, pertimbangkan untuk menginvestasikan uang dalam instrumen keuangan yang aman, seperti reksadana. Ini dapat membantu uang tumbuh seiring waktu, sehingga kamu memiliki lebih banyak dana saat hari H tiba.
7. Manfaatkan Program Referral atau Diskon
Beberapa vendor pernikahan menawarkan diskon atau bonus jika kamu merekomendasikan orang lain. Manfaatkan program referral ini untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan.
8. Prioritaskan Pengeluaran
Tentukan mana yang menjadi prioritas dalam pernikahan. Jika ada elemen yang bisa dikurangi atau dihilangkan tanpa mengurangi makna acara, pertimbangkan untuk melakukannya. Misalnya, kamu bisa memilih untuk mengadakan resepsi yang lebih sederhana namun tetap berkesan.
Kumpulkan Biaya Pernikahan dari Sekarang
Jika kamu berencana menikah, sebaiknya tabung uangmu dari sekarang. Jadi sewaktu mendekati pesta pernikahan, kamu tidak perlu utang sana sini.
Mulailah kurangi keinginan untuk belanja impulsif, gonta ganti gadget, kencan atau liburan berdua. Jadi uangnya dapat dialokasikan untuk biaya resepsi pernikahan nanti.
Baca Juga: Pentingkah Memiliki Tabungan Bersama Pasangan Sebelum Menikah? Simak Jawabannya