Jangan Sampai Jadi Korban! Begini Ciri, Cara Kerja, dan Tips Hindari Skema Ponzi
Sebagai upaya untuk mempersiapkan kondisi keuangan di masa depan, investasi menjadi salah satu aktivitas yang penting untuk dilakukan. Akan tetapi, sebelum mulai menanam modal, kamu perlu lebih dulu memahami tentang cara tepat berinvestasi serta cermat dalam mencari informasi seputarnya. Jika tidak, ada risiko kamu terjebak dengan modus investasi bodong seperti pada skema Ponzi.
Skema Ponzi sendiri adalah modus penipuan berkedok investasi yang pernah ramai terjadi dari tahun 1990an di Indonesia. Namun, meski contohnya sudah ada banyak, tetap saja tidak sedikit orang awam yang terjebak dengan modus penipuan tersebut dan berakhir membawa petaka bagi kondisi keuangannya.
Tidak sulit sebenarnya mencermati tentang skema Ponzi dalam investasi. Mulai dari pengertian, ciri, cara kerja, sampai tips menghindarinya, berikut penjelasan lengkap tentang skema Ponzi yang perlu kamu ketahui.
Pengertian Skema Ponzi
Dikenal juga dengan sebutan skema piramida, skema Ponzi adalah salah satu modus penipuan investasi di mana member atau korban bisa menghasilkan uang ketika merekrut orang lain agar bergabung pada investasi tersebut. Modus ini awalnya dilakukan oleh penipu terkenal asal Italia, Charles Ponzi, dan sempat banyak merebak di tahun 1920an.
Di dunia investasi, modus investasi dengan skema Ponzi ilegal untuk dilakukan serta dianggap sebagai investasi bodong atau penipuan. Pasalnya, skema investasi ini tak mempunyai basis bisnis atau aktivitas yang jelas serta hanya mengandalkan modus perekrutan anggota baru agar bisa terus berjalan.
Ketika menjadi korban skema Ponzi, kamu bisa mengalami kerugian yang sangat besar. Akan tetapi, hal tersebut tak menyurutkan akal bulus oknum pengelola ataupun pemasar skema Ponzi dalam melakukan tindakan ilegal tersebut. Karenanya, kamu wajib memahami tentang ciri-ciri dan cara menghindari skema Ponzi.
Ciri Investasi dengan Skema Ponzi
Untuk terhindar dari risiko jebakannya, kamu bisa mencermati ciri skema Ponzi berikut ini.
1. Iming-Iming Keuntungan Tidak Realistis
Investasi dengan skema Ponzi pasti menjanjikan imbal hasil atau keuntungan terlampau tinggi dalam jangka pendek. Tingkat keuntungan tersebut tentu tidak realistis dan tak sesuai dengan prinsip investasi dan pasar modal pada umumnya.
Padahal, pada modus ini, pelaku atau oknum hanya memutar uang yang diberikan investor baru sebagai keuntungan atau imbal hasil bagi investor lama. Hal inilah yang memicu ilusi jika investasi yang dilakukannya menguntungkan. Faktanya, tak ada kegiatan investasi atau bisnis apa pun yang mampu memberikan keuntungan tersebut selain dari menggaet korban baru.
2. Tak Ada Aktivitas Investasi yang Jelas
Modus ini juga sering kali tak mempunyai rencana bisnis atau investasi yang jelas, dan biasanya hanya memanfaatkan tokoh masyarakat atau influencer untuk mengiklankan namanya. Para korban pun jarang mendapatkan informasi secara transparan terkait cara oknum menghasilkan keuntungan dan hanya disuruh untuk merekrut anggota baru. Modus penipuan ini sekadar mengandalkan dana masuk dari investor baru dalam memastikan skemanya tetap berjalan.
3. Batasan Akses Penarikan Modal atau Keuntungan
Oknum yang melakukan skema Ponzi seringkali membatasi penarikan dana yang bisa dilakukan oleh investor. Alasannya beragam, mulai dari dana yang sedang digunakan untuk mendanai proyek tertentu, maupun ada batas waktu dan nominal pencairan. Sehingga, korban tidak akan bisa menarik keuntungan atau sulit untuk dicairkan dengan cepat.
4. Fokus Merekrut Anggota Baru
Pada skema ini, oknum pelakunya lebih berfokus untuk mencari anggota baru ketimbang memperoleh keuntungan dari aktivitas bisnis atau investasi yang legal. Mereka memanfaatkan jaringan pemasaran demi meyakinkan korbannya agar bergabung dengan iming-iming keuntungan atau komisi yang dijanjikan.
5. Mekanisme Investasi Ambigu dan Rumit
Korban skema Ponzi juga tak akan diberi informasi secara jelas terkait perputaran uang atau investasi yang dilakukan. Strategi investasi dan risiko yang berhubungan dengan aktivitas tersebut pun akan ditutupi demi bisa menjebak korbannya.
Cara Kerja Skema Ponzi
Memahami cara kerja dari skema Ponzi sebenarnya tidak sulit. Pada awalnya, modus ini terlihat selayaknya model investasi dengan imbal hasil menjanjikan karena anggota dijanjikan keuntungan besar dalam jangka waktu yang singkat. Tapi, skema ini sebenarnya tak mempunyai basis bisnis jelas serta biasanya tak mempunyai produk menarik yang dijual.
Imbal hasil yang diberikan berasal dari dana yang dibayarkan oleh anggota baru yang berhasil direkrut. Skema Ponzi pun dalam jangka panjang akan membentuk struktur piramida yang membuat modus ini juga dikenal sebagai skema piramida, di mana ada 1 orang yang berada di puncak selaku pemilik atau pengelola utamanya.
Korban yang bergabung ke dalam skema Ponzi umumnya tak menyadari jika modus investasi ini ibarat bola salju yang akan semakin bergulir membesar seiring waktu. Jumlah korban yang direkrut pun semakin banyak hingga akhirnya banyak orang mulai sadar jika modus tersebut hanyalah sekadar skema Ponzi. Jadi, lama kelamaan penipu kesulitan untuk menggaet korban baru dan memenuhi janjinya dalam mengembalikan modal investasi pada para investor sebelumnya.
Tips Menghindari Jebakan Skema Ponzi
Setelah memahami pengertian skema Ponzi, serta ciri dan cara kerjanya, tidak sulit sebenarnya menghindari jebakan modus investasi bodong tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa tips menghindari skema Ponzi yang perlu kamu ketahui.
1. Pahami Ciri dan Cara Kerjanya
Skema Ponzi umumnya mencakup penawaran investasi dengan janji imbal hasil tinggi pada waktu yang singkat. Potensi keuntungan investasi yang tidak realistis tersebut sebenarnya menjadi indikasi jelas jika skema ini hanyalah bualan dan modus penipuan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
2. Cek Legalitas dan Regulasi Bisnisnya
Ketika hendak berinvestasi, pastikan untuk mengecek legalitas dan kredibilitas dari perusahaan maupun individu yang menawarkannya. Cermati regulasi dan izin bisnisnya, serta cari tahu status terdaftarnya di Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Dengan begitu, kamu bisa memastikan jika aktivitas investasi tersebut resmi dan bukanlah modus penipuan.
3. Riset Dulu Profil Pengelola secara Mendalam
Sebelum menanam modal, kamu perlu meriset dulu profil perusahaan atau pengelola bisnis secara mendalam. Gali informasi dari berbagai sumber independen dan terpercaya agar mendapatkan ulasan kredibel terkait potensi investasi yang ingin kamu lakukan.
4. Waspadai Investasi dengan Imbal Hasil Tak Realistis
Tips yang terakhir, saat mendapat penawaran investasi yang too good to be true alias menjanjikan imbal hasil yang tidak realistis, langsung nyalakan alarm dan bersikap waspada. Pastikan dulu informasi keuntungan tersebut seakurat mungkin agar terhindar dari modus investasi bodong menggunakan skema Ponzi.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Antisipasi Risiko Kerugian dari Skema Ponzi dengan Pahami Ciri dan Cara Kerjanya
Skema Ponzi sebenarnya merupakan modus investasi bodong yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun, karena tergoda dengan iming-iming imbal hasilnya yang tidak realistis dan kurangnya pemahaman seputar dunia investasi, banyak orang yang masih terjebak dengan modus tersebut. Karenanya, antisipasi kerugian dan penipuan dari skema Ponzi dengan memahami ciri dan cara kerjanya sesuai penjelasan di atas, ya!